Seperti ini penampakan Sate Kajang itu |
Setelah peluk cium karena rasa kangen yang terpendam maklum
sudah 9 tahun tak berjumpa, kakak segera membawa saya ke rumahnya di Kota
Klang, Selangor-Malaysia. Untuk bisa sampai ke rumah kakak, mobil yang kami tumpangi harus berjalan cukup
kencang mengingat jarak tempuh yang cukup jauh.
Pada kecepatan kira-kira 110 km/jam saja butuh waktu 1,5 jam
apalagi bila kecepatan kendaraan dibawah 100 km/jam tentu waktu yang diperlukan
menjadi lebih lama lagi. Pada perjalanan semacam ini biasanya kakak mengeluarkan
ongkos taksi sebesar 100 RM (sekitar Rp.370.000,-).
Di pinggiran Kota Klang kami beristirahat sejenak. Kakak
yang dalam perjalanan itu ditemani suaminya yang juga orang asli Malaysia
mengajak saya untuk mampir di sebuah warung yang menyediakan masakan khas
Malaysia. Meski perut ini belum terlalu lapar namun kakak tetap
menyarankan agar kami makan saja. Kebetulan ia juga belum siap dengan makanan
di rumah.
Rupanya kakak ingin menyenangkan hati saya, seorang adik yang
ditinggalkannya sejak 9 tahun yang lalu. Kakak bersama suaminya menghormati kedatangan adiknya dari
Surabaya yang beberapa waktu lalu gagal berangkat akibat penerbangan terhalang
oleh abu Gunung Kelud di Kediri-Jawa Timur.
Kakak dengan caranya yang sederhana
menyambut kehadiran saya yang justru tidak membawa oleh-oleh berarti kecuali
secuil bumbu dapur, beberapa carik surat dari anak dan keponakannya yang isinya
tidak lain adalah “tulisan titip rindu buat mama”, baju muslim dan jilbab,
foto-foto keluarga besar kami.
Hidangan lengkap Sate Kajang, Klang-Selangor-Malaysia |
Pak Bahruddin, suami kakak mempersilahkan saya untuk segera
makan Sate Kajang, kuliner khas Negara Malaysia. Menurut beliau kurang enak
bila satenya sudah dingin. Maka dari itu tanpa banyak komentar, saya segera
melahapnya sambil sesekali berbincang-bincang menanyakan khabar kakak setelah
sekian lama bermukim di Malaysia.
Tak berbeda jauh dengan kuliner Sate Madura atau Padang,
Sate Kajang juga tak kalah nikmatnya. Ada beberapa pilihan daging, seperti
misalnya daging lembu (sapi), kambing atau bahkan unta. Harga pertusuk untuk setiap
jenis daging juga berbeda.
Sate Kajang berasal dari Kawasan Kajang di Selangor,
Malaysia. Biasanya disajikan dengan "lontong" atau nasi. Irisan
mentimun ditambahkan sebagai sayur lalapan. Selain itu mentimun juga menambah
sedapnya kuliner khas Suku Melayu di Malaysia ini.
Sambal Sate Kajang terbuat dari kecap, bumbu dan cabe. Bila
ingin pedas, Anda atau traveler lainnya bisa menambahkan cabe ke dalam cawan
sambal itu. Bumbu kecap terlihat lebih dominan ketimbang cabenya.
Bumbu Sate Kajang juga tak berbeda jauh dengan Sate Madura
atau Padang. Bumbu Sate Kajang rasanya manis dan gurih. Bumbu kacang tanahnya terasa
betul di lidah.
Saat melancong ke Malaysia pada 20-24 Februari 2014 yang
baru lalu, kawasan Klang-Selangor masih memasuki musim kemarau. Air PDAM di
sana termasuk di warung yang kami singgahi juga sering mati. Es Markisa sengaja
dipesan Kakak karena pas untuk suasana gerah karena kemarau panjang di daerah
ini. Makan satenya juga terasa lebih nikmat bila ditemani dengan es ini.
Sate Kajang merupakan ikon kuliner Negara Malaysia. Saya sendiri selama beberapa hari di negara
ini juga belum sempat mengunjungi kawasan ini. Secara psikis calon pembeli akan tertarik dengan kuliner ini
setelah melihat papan nama yang ditempelkan pada bagian depan warung sate, selera makanpun akan segera muncul.
Es ABC kalau di Indonesia adalah es campur |
Makan Sate Kajang tanpa ditemani Es ABC jelas kurang afdol.
Es ABC jika di Indonesia biasa dinamakan Es Campur. Topingnya menggunakan es
krim yang lembut bak salju kutub utara. Isi buah dalam Es ABC bervariasi, ada potongan apel, melon, nenas dan lainnya.
Nama Sate Kajang Hj. Samuri sudah sangat kondang di
Malaysia. Khabarnya Hj. Samuri ini memiliki warung-warung sate dalam jumlah
banyak dan tersebar di Negeri Selangor.
Jenis daging Sate Kajang beraneka macam. Ada yang berasal dari
daging lembu (sapi), kambing, unta, ayam, rusa atau bahkan kelinci. Harganyapun
bervariasi tergantung jenis dagingnya. Biasanya pemilik warung sate membandrol
harga pertusuknya.
0 komentar:
Posting Komentar