Candi Borobudur dari kejauhan |
Sepulang dari menghadiri acara pernikahan adik ipar di
Cilacap kami tak langsung pulang ke Gresik, Jawa Timur melainkan mampir
sebentar di Yogyakarta. Malam harinya kami menginap di sebuah losmen sederhana
dekat kawasan Malioboro.
Meski badan ini terasa lelah namun kesempatan yang ada tak
kami sia-siakan. Sebelum beristirahat kami masih sempat berjalan-jalan di sepanjang Jalan
Malioboro. Jalan yang menjadi ikon wisata kota tua Yogyakarta ini memang tak
pernah mati.
Malam itu suasana terlihat ramai. Di kanan kiri jalan banyak
kita temukan toko-toko yang menyediakan berbagai barang kebutuhan. Pedagang
kaki lima (angkringan) yang menyediakan kuliner khas Yogya juga banyak terlihat
di sepanjang jalan itu.
Malioboro telah menjadi simbol gemerlapnya Yogyakarta, tak heran bila para wisatawan termasuk kami
menjadi terpikat dengan kawasan ini. Selain menjadi surganya kuliner khas Yogyakarta,
bagi Anda yang ingin berburu busana batik maka di Maliboro inilah tempatnya. Pakaian
batik dengan beragam motif tersedia di Maliboro. Anda tinggal pilih sesuai
selera.
Keramaian Malioboro telah menghipnosis kami. Sehingga mata
kami tak terasa ngantuk meski malam semakin kelam. Walau sekedar cuci mata
namun jalan-jalan ke Maliboro malam itu terasa mengesankan. Bagaimanapun asyiknya
Malioboro namun kami tak terlena. Kami bergegas kembali ke losmen untuk segera
menuju peraduan sebab keesokan harinya kami melanjutkan kunjungan ke Candi
Borobudur di Kota Magelang, Jawa Tengah.
Setelah sarapan pagi di warung kaki lima dekat losmen kami segera
naik angkot (Rp.3000/orang) menuju Terminal Giwangan untuk mencari bus jurusan
Objek Wisata Candi Borobudur di Muntilan, Magelang. Sejak dari Gresik kami
memang punya keinginan untuk mengunjungi Candi Borobudur usai acara pernikahan
Adik ipar di Cilacap.
Stupa utama Candi Borobudur |
Untuk perjalanan itu kami bertiga harus membayar Rp.60.000,-
masih tergolong ringan bila dibandingkan jarak tempuhnya yang mencapai 40
kilometeran. Perjalanan panjang memang tidak perlu membosankan. Kami
memanfaatkan perjalanan itu dengan memanjakan mata kami dengan melihat-lihat
suasana dan panorama desa-desa yang dilewati bus yang kami tumpangi.
Akhirnya sampai juga di lokasi wisata Candi Borobudur. Dari
pemberhentian bus terakhir di Desa Borobudur Kecamatan Muntilan kami masih
berjalan sejauh beberapa ratus meter lagi. Sebenarnya sarana andong (dokar) dan
becak juga ada namun kami memilih berjalan kaki saja bersama wisatawan lainnya.
Pintu loket sudah ada di depan kami dan wisatawan lainnya.
Hari biasapun Candi Borobudur masih penuh sesak dengan para pengunjung. Kami
melihat cukup panjang antrian pengunjung candi kesohor ini. Untuk setiap
pengunjung dikenakan biaya tiket masuk sebesar Rp.30.000,- mungkin saat ini
sudah naik lagi entah berapa. Sekitar 100 meter mendekati kompleks candi sudah
tampak stupa utama Candi Borobudur.
Pamor dan kemegahan Candi Borobudur sudah
terpancar meski dari kejauhan. Udara yang segar karena rimbunnya pepohonan di
jalan menuju candi seakan menjadi pengobat rasa lelah yang ada. Antusiasme
pengunjung candi juga cukup besar hal ini terlihat dengan banyaknya jumlah wisatawan
yang berjalan berduyun-duyun menuju
bangunan candi.
Kami tak sabar untuk segera naik trap-trap tangga batu
andesit yang ada di Candi Borobudur. Untuk mengatasi sengatan matahari di siang
itu kami menyewa payung yang ditawarkan oleh penjaja di lingkungan wisata Candi
Borobudur. Lumayan dengan payung ini acara jalan-jalan naik dan turun tangga
batu andesit akan terasa lebih nyaman.
Dengan bergaya seperti layaknya seorang arkeolog amatiran
kami terutama saya mencoba melihat dan menikmati secara lebih dekat
relief-relief, arca dan stupa candi yang pernah dicanangkan sebagai 7 keajaiban
dunia itu.
Candi Borobudur dibangun pada tahun 770 Masehi dan selesai
pada 825 masehi. Kala itu atas perintah Raja Samaratungga dari Wangsa
Syailendra maka sang arsitek yang tak lain bernama Gunadharma itu akhirnya
berhasil mewujudkan maha karyanya berupa bangunan candi megah yang sampai kini
menjadi kebanggan rakyat dan Negara Indonesia.
Menurut penelitian para ahli nama Borobudur berasal dari
Bahasa Sansekerta dari kata “Bhumi Sambhara Bhudhara” yang berarti : bukit
kebajikan 10 tingkatan boddhisattwa. Bangunan dasar Candi Borobudur berukuran 123 X 123 meter
persegi. Tingginya kira-kira mencapai 35 meteran. Ada sumber yang mengatakan
kalau tinggi aslinya sekitar 42 meter. Khabarnya Thomas Raffleslah yang pertama
kali menemukan candi ini pada tahun 1814.
Juga disukai muda-mudi |
Bagi pemeluk Agama Budha di Indonesia, Candi Borobudur
merupakan tempat upacara ritual keagamaan mereka. Candi Borobudur menjadi
tempat suci untuk memuliakan Sang Budha yang menjadi penuntun umat dari alam
kegelapan (nafsu angkara murka) menuju pencerahan dan kebijaksanaan hidup.
Pada
Hari Raya Waisak candi ini banyak didatangi umat Budha dari berbagai penjuru
tanah air.
Berjalan melingkar menaiki trap tangga demi tangga di Candi
Borobudur bagi umat Budha ternyata memiliki makna yang mendalam.
Tingkatan-tingkatan itu meliputi kamadhatu (hawa nafsu), rupadhatu (wujud) dan
arupadhatu (tak berwujud).
Koleksi relief-reliefnya merupakan yang terlengkap diantara
semua candi yang ada di Indonesia. Bahkan khabarnya menjadi yang terlengkap di
dunia. Ada sekitar 72 stupa berlubang tersusun melingkar mengelilingi stupa
utama. Di dalam stupa berlubang Anda atau traveler lainnya bisa menyaksikan
arca budha duduk bersila.
Ada sebagian masyarakat yang meyakini (bukan hanya pemeluk
Budha) konon bagi mereka yang berhasil menyentuh arca itu niscaya segala
cita-citanya akan terkabul. Wah semoga saja sesuatu yang terbaik yang Anda
cita-citakan menjadi kenyataan setelah tangan Anda berhasil menyentuh arca
Budha itu.
Mengenalkan si kecil dengan warisan sejarah |
Banyak yang belum kami ketahui tentang candi ini. Mungkin
karena keajaibannya itu! Rasanya tak cukup sehari untuk bisa menikmati Candi
Borobudur sebagai warisan sejarah yang begitu luhur dan megah itu. Apalagi bila
pandangan kita arahkan ke segala penjuru perbukitan Tidar dan Menoreh yang
mengelilingi candi ini. Terlihat begitu sejuk di mata meski saat siang hari
sekalipun.
0 komentar:
Posting Komentar