Kuncup bunga bangkai (Amorphopallus titanum) |
Belum lama ini kita dikejutkan dengan berita tentang
tumbangnya pohon tua koleksi Kebun Raya Bogor (KRB). Pohon yang diperkirakan
berusia ratusan tahun itu menjadi buah bibir karena menimpa beberapa pengunjung
KRB hingga menimbulkan korban jiwa.
Pihak pengelolah KRB sempat berkilah kalau tumbangnya pohon
tua dari jenis damar (Agathis alba) itu akibat ulah angin puting beliung. Namun
hal ini dibantah oleh saksi mata yang berada di dekat lokasi kejadian.
Saat terjadi peristiwa tumbangnya pohon damar hingga
menyebabkan tewasnya beberapa pengunjung KRB itu suasana dan cuaca sekitar
pohon dalam keadaan normal. Jadi bukan karena angin ribut sebagai penyebabnya.
Setelah dilakukan penelitian, ternyata pohon damar yang
tumbang itu memang usianya sudah tua. Batangnya sudah rapuh sehingga
sewaktu-waktu bisa tumbang dan siap menimpa siapa saja yang ada di dekatnya.
Berfotoria di dekat gerbang masuk KRB |
Paling tidak kejadian ini menjadi pelajaran yang sangat
berharga bagi para pengunjung dan tentunya pihak pengelolah KRB. Pohon-pohon tua nan langka menjadi bahan yang sangat
berharga bagi dunia ilmu pengetahuan khususnya bidang ilmu tumbuhan (Botani).
Namun
di sisi lain pihak pengelolah KRB hendaknya lebih ketat melakukan pengawasan
terhadap pohon-pohon tua yang menjadi koleksinya. Pengunjungpun diharapkan
mulai waspada bila bersantai ria di dekat pohon-pohon yang diketahui telah
berusia tua itu.
Terlepas dari kejadian yang memilukan itu, KRB masih tetap membanggakan
sebagai ikon (wisata) Kota Bogor bahkan
Indonesia di mata dunia. Sebelum kejadian tumbangnya pohon tua yang merenggut nyawa
beberapa orang itu, saya sempat mengunjungi KRB. Berikut catatan saya saat
melihat dari dekat kuncup bunga bangkai yang terkenal itu.
Ada beberapa tempat dalam Kebun Raya Bogor yang menjadi habitat bunga bangkai (Amorphophallus
titanum). Habitat bunga bangkai pertama yang saya datangi ini dekat dengan
Museum Zoologi.
Usai mengunjungi museum saya langsung ke lokasi yang menjadi
tempat tumbuh bunga bangkai itu. Ada plang penunjuk jalan ke arah lokasi. Jadi
Anda tak perlu khawatir akan tersesat.
Saya penasaran dengan keterangan petugas tadi. Untuk itu
saya memastikan dengan mendatangi habitatnya.
Gerbang masuk Kebun Raya Bogor |
Ternyata benar, tak ada bunga bangkai
yang tumbuh di lokasi kebun itu. Kata petugas tadi, saat ini yang tersisa dalam tanah adalah umbi
bunga bangkai saja. Suatu saat nanti akan tumbuh membentuk tunas baru dan selanjutnya
berkembang menjadi bunga bangkai dewasa yang mekar sempurna. Seperti yang biasa
kita lihat di buku-buku pelajaran atau media televisi.
Serta merta saya bergegas mendekatinya. Sayang sekali bunga
bangkai itu belum mekar sempurna. Masih menguncup. Kata salah seorang petugas Kebun
Raya Bogor yang ada di lokasi, kira-kira seminggu lagi bunga bangkai itu akan mekar sempurna. Ada pagar pembatas yang mengelilingi bunga bangkai itu
sehingga para pengunjung dilarang melihat lebih dekat.
Karena singkatnya waktu berlibur ke Kota Bogor ini sehingga
saya tak bisa menyaksikan Bunga Bangkai dalam keadaan mekar sempurna. Meski demikian acara jalan-jalan saya menikmati sudut-sudut
cantik Kebun Raya Bogor ini tidak seratus persen sia-sia. Masih mending daripada
tidak berhasil melihat wujud bunga bangkai sama sekali.
Berdasarkan keterangan yang tertera pada papan dalam kebun
diketahui kalau bunga bangkai yang memiliki nama ilmiah Amorphophallus titanum
ini berasal dari Pulau Sumatera. Konon bunga ini memiliki rangkaian yang
terbesar dan tertinggi di dunia.
Berkat bunga yang baunya kurang sedap ini, nama Indonesia menjadi harum di mata masyarakat dunia. Uniknya Bunga Bangkai ini bukan ditemukan oleh warga Indonesia melainkan oleh ahli botani berkebangsaan Itali yang bernama Odoardo Beccari pada tahun 1878.
Berkat bunga yang baunya kurang sedap ini, nama Indonesia menjadi harum di mata masyarakat dunia. Uniknya Bunga Bangkai ini bukan ditemukan oleh warga Indonesia melainkan oleh ahli botani berkebangsaan Itali yang bernama Odoardo Beccari pada tahun 1878.
Tinggi Bunga Bangkai bisa mencapai 3,5 meter dengan diameter
kelopak hingga 2 meter dan berat umbinya bisa mencapai 100 kilogram. Kelopaknya
berwarna merah marun dengan tongkol kuning menjulang yang merupakan tempat
menempelnya ratusan bunga kecil yang sesungguhnya.
Bunga Bangkai mekar sempurna pada malam hari dan
mengeluarkan bau busuk yang mengundang serangga penyerbuk. Masa berdaun dan
berbunga terjadi secara bergantian. Sehabis berdaun akan dilanjutkan dengan masa istirahat
selama 1-3 tahun. Bunga akan muncul bila umbi cukup memiliki cadangan energi
untuk menumbuhkannya.
0 komentar:
Posting Komentar